LIBURAN

Rabu, 03 Juli 20130 komentar

Setelah penat beraktifitas dengan segala macam kegiatannya, sibuk di kantor, di bangku kuliah, sekolah atau kesibukan lainnya. Sudah menjadi fitroh manusia, bahwa kita membutuhkan semacam refresing untuk menyegarkan pikiran. Berkaitan dengan ini Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kita pernah bersabda :
إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ وَ لِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِيْ فَقَدِ اهْتَدَى وَ مَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ
“Sesungguhnya setiap aktifitas memiliki saat-saat semangat, dan saat-saat semangat memiliki saat-saat kejenuhan. Barangsiapa yang ketika lemahnya masih di atas sunahku, maka dia mendapatkan petunjuk. Sebaliknya, jika tidak di atas itu, maka dia  binasa.” [Shohih Ibnu Khuzaimah, no. 2152]
Liburan adalah solusi yang diharapkan bisa merefresh kembali kepenatan tersebut. Ya liburan yang ditunggu semua orang, baik pelajar, santri, orang kantoran atau lainnya. Maka kita harus jeli dalam masalah ini agar liburan kita bernilai pahala bukan dosa
LIBURAN ADALAH NIKMAT
Secara asal liburan adalah suatu nikmat, karena pada kondisi tersebut biasanya seseorang terbebas dari rutinitas duniawinya, libur tidak ngantor, libur tidak sekolah, libur tidak dinas dan lain-lain. Namun kebanyakan kita lalai dalam memanfaatkan momen ini, banyak yang menyianyiakannya. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda berkaitan nikmat yang satu ini :
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Ada dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu darinya: kesehatan dan waktu luang.”
[HR. Bukhari, no. 6412]
KELUHAN ORANG TUA
Banyak orang tua yang mengeluhkan anaknya tatkala liburan, mereka cenderung malas-malasan, ibadahnya kurang bahkan ada di antaranya yang justru mengarah kepada prilaku negatif dan maksiat –naudzubillah min dzalik-. Perlu diketahui, bahwa pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab guru, ustadz, pendidik, dan yang sebangsa dengan mereka saja. Justru orang tua lah yang lebih bertanggung jawab kepada anak-anaknya. Bukankah Alloh ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. [QS. At-Tahrim: 6]
Maka kerja sama dari pihak pendidik dan orang tua dalam mengkondisikan anak  dan agar tetap istiqomah menjalankan syareat sangatlah penting. Bila pada masa pembelajaran sekolah guru yang lebih aktif menjalankan perannya, maka sebaliknya pada masa liburan peran serta orang tua sangatlah berpengaruh. Kita ingatkan ibadah-ibadah wajib anak kita, sudah sholat apa belum, gimana baca Qurannya dan lain-lain. Karena memang antara orang tua dan pendidik terdapat hubungan saling mendukung dan mengokohkan sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan yang sebagiannya mengokohkan sebagian yang lain.” [HR. Bukhari, no. 418]
LIBURAN TAPI IBADAH TIDAK LIBUR
Perlu kita ingat bahwa beribadah kepada Alloh ta’ala tidak kenal waktu libur, ibarat sebuah jantung bila ia libur semenit saja tentu akibatnya akan fatal. Demikian pula ibadah kita kepada Alloh ta’ala, ibadah adalah tugas kita sebagai seorang hamba. Alloh ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“ Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar beribadah kepada-Ku.” [QS. Adz Dzariyat : 56]
Oleh karena itu, ibadah tidak mengenal libur, kita terus beribadah kepada Alloh ta’ala sampai ajal menjemput. Sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Beribadahlah kepada Rabb-mu sampai datang kepadamu kematian.” [QS. Al Hijr : 99]
MANFAATKAN WAKTU LIBURAN
Banyak hal yang dapat kita lakukan dalam mengisi liburan yang terkadang mungkin tidak bisa dilakukan pada selain liburan, diantaranya :
a.       Lebih intensif dalam membantu orang tua
Jika kita sudah terbiasa membantu orang tua dalam keseharian kita, maka pada momen liburan sudah seharusnya kita lebih meningkatkan intensitasnya. Namun bila kita jarang membantu mereka, maka ini adalah kesempatan emas untuk bisa berbakti kepada orang tua kita, mengingat bahwa berbakti kepada orang termasuk salah satu amalan wajib yang paling dicintai Alloh ta’ala. Mulailah dengan hal yang ringan, menyapu, ngepel, cuci piring dan hal lainnya. Sebagai motifasi, kita ingat hadits Ibnu Mas’ud tatkala bertanya kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :
سَأَلْتُ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ »
Aku bertanya pada Rasulullah shallAllohu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Alloh ‘azza wa jalla?’ Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Alloh’.” [HR. Bukhari, no. 527]
b.      Menuntut ilmu
Manfaatkanlah kelonggaran waktu yang kita miliki dengan tetap menuntut ilmu. Banyak variasi cara bisa ditempuh dalam menuntut ilmu. Baik dengan media cetak berupa buku-buku agama, audio visual berupa ceramah agama, atau datang langsung ke majlis ta’lim. Beragam faedah terdapat dalam majlis ta’lim. Selain meningkatkan iman yang merupakan bahan utama proteksi dari racun maksiat, ternyata menuntut ilmu memiliki banyak keutamaan yang agung. Diantaranya ditunjukkan dalam Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“ Barang siapa menempuh suatu perjalanan untuk menuntut ilmu, maka Alloh ta’ala akan mudahkan jalannya menuju surga” [HR. Shohih Tirmidzi, no. 2646]
c.       Silaturahmi
Salah satu acara yang pas untuk mengisi liburan adalah silaturahmi atau kunjungan kepada sanak famili. Selain menambah eratnya ikatan batin, ternyata Alloh ta’ala juga akan melapangkan rizki dan memperpanjang umur kita. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kita bersabda :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“ Barang siapa yang senang apabila rezekinya dilapangkan, dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambung silaturohim.” [HR. Bukhari, no. 5985]
d.      Mengunjungi teman
Berkunjung kerumah teman juga tak kalah penting, selain menambah kecintaan dari teman kita, Alloh ta’ala pun akan mencintai kita, bila kita melaksanakannya lillahi ta’ala. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan :
أَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِى فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ. قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لاَ غَيْرَ أَنِّى أَحْبَبْتُهُ فِى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. قَالَ فَإِنِّى رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ
“ Suatu ketika ada seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Maka Alloh mengutus kepadanya seorang malaikat menemuinya di tengah perjalanannya. Sang malaikat bertanya : ‘hendak kemana engkau ?’ Aku ingin mengunjungi saudaraku di kampung ini, jawabnya. Apakah engkau mempunyai urusan dengannya ?, tanya sang malaikat. ‘ Tidak, aku melakukannya karena aku mencintainya sesama muslim, jawabnya. Malaikat melanjutkan : ‘sesungguhnya aku adalah utusan Alloh kepadamu mengabarkan, bahwa Alloh mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu’ [HR. Muslim, no.2567]
e.      Berdakwah
Liburan adalah salah satu momen yang tepat untuk berdakwah. Karena pada saat itu kebanyakan manusia terlepas dari kesibukan sehari-hari, sehingga bisa lebih fokus dengan dakwah kita. Terlebih dengan era modern sekarang ini banyak cara yang bisa kita lakukan untuk berdakwah, terutama dengan jaringan yang bisa diakses oleh banyak orang. Kita sisipkan nasehat, makalah ilmiyah atau hal manfaat lainnya yang bisa mengarahkan manusia kepada kebaikan. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
“ Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala semisal pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.” [HR. Muslim, no. 2674]
SALAH MENGISI LIBURAN
a.       Terlena dengan waktu luang
Jangan sampai kita memubadirkan waktu liburan kita. Jangan terlalu banyak nganggur, banyak tidur, jangan sampai terlena, jangan sampai kita tidak memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif, jangan sampai kita merugi. Alloh ta’ala berfirman :
وَالْعَصْرِ إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” [QS. Al-’Ashr : 1-3]
b.      Maksiat ketika liburan
Banyak kasus maksiat penuntut ilmu agama terjadi pada masa liburan. Faktor pendorongnya adalah mereka merasa bebas tidak ada yang mengawasi, mereka bebas dari kukungan peraturan dan lainnya. Padahal masih ada Dzat yang Maha mengawasi. Amankah kita dari pengawasan-Nya, amankah kita dari adzb-Nya Alloh ta’ala berfirman:
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ * أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ
“Apakah kamu merasa terhadap Alloh yang di langit bahwa Dia menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang. atau apakah kamu merasa aman terhadap Alloh yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.”
[QS. Al Mulk : 16-17]
c.       Pemrakarsa maksiat
Lebih parah dari dua hal di muka, apabila seseorang tatkala liburannya menjadi orang yang mengajak orang lain untuk bermaksiat kepada Alloh ta’ala. Ia ajak teman liburannya untuk bermaksiat. Orang seperti ini masuk ke dalam sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :
وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“ Barang siapa mengajak kepada kesesatan maka baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpu.” [HR. Muslim, no. 2674]
PENUTUP
Marilah kita isi waktu liburan dengan meningkatkan ibadah dan hal positif lainnya. Jangan sampai kita menggunakan nikmat yang satu ini untuk hal-hal yang negatif atau maksiat kepada-Nya. Karena semua nikmat dari Alloh ta’ala besok di hari kiamat akan dimintai pertanggung jawabannya. Alloh ta’ala berfirman :
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan. [QS. At Takatsur : 8]
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : PASANG IKLAN MUSLIM | JASA WEBSITE MURAH | PEDULI DA'WAH
Copyright © 2011. Ibnu Ram - All Rights Reserved
by Mas
Proudly powered by Blogger