Setelah penat
beraktifitas dengan segala macam kegiatannya, sibuk di kantor, di bangku
kuliah, sekolah atau kesibukan lainnya. Sudah menjadi fitroh manusia, bahwa
kita membutuhkan semacam refresing untuk menyegarkan pikiran. Berkaitan dengan
ini Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kita pernah bersabda :
إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ وَ لِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِيْ فَقَدِ اهْتَدَى وَ مَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ
“Sesungguhnya setiap aktifitas memiliki saat-saat semangat, dan saat-saat
semangat memiliki saat-saat kejenuhan. Barangsiapa yang ketika lemahnya masih
di atas sunahku, maka dia mendapatkan petunjuk. Sebaliknya, jika tidak di atas
itu, maka dia binasa.” [Shohih Ibnu
Khuzaimah, no. 2152]
Liburan adalah solusi
yang diharapkan bisa merefresh kembali kepenatan tersebut. Ya liburan
yang ditunggu semua orang, baik pelajar, santri, orang kantoran atau lainnya. Maka
kita harus jeli dalam masalah ini agar liburan kita bernilai pahala bukan dosa
LIBURAN ADALAH NIKMAT
Secara asal liburan
adalah suatu nikmat, karena pada kondisi tersebut biasanya seseorang terbebas
dari rutinitas duniawinya, libur tidak ngantor, libur tidak sekolah, libur
tidak dinas dan lain-lain. Namun kebanyakan kita lalai dalam memanfaatkan momen
ini, banyak yang menyianyiakannya. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda berkaitan nikmat yang satu ini :
نِعْمَتَانِ
مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu
darinya: kesehatan dan waktu luang.”
[HR. Bukhari, no. 6412]
KELUHAN ORANG TUA
Banyak orang tua yang
mengeluhkan anaknya tatkala liburan, mereka cenderung malas-malasan, ibadahnya
kurang bahkan ada di antaranya yang justru mengarah kepada prilaku negatif dan
maksiat –naudzubillah min dzalik-. Perlu diketahui, bahwa pendidikan anak bukan
hanya tanggung jawab guru, ustadz, pendidik, dan yang sebangsa dengan mereka
saja. Justru orang tua lah yang lebih bertanggung jawab kepada anak-anaknya.
Bukankah Alloh ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. [QS. At-Tahrim: 6]
Maka kerja sama dari
pihak pendidik dan orang tua dalam mengkondisikan anak dan agar tetap istiqomah menjalankan syareat
sangatlah penting. Bila pada masa pembelajaran sekolah guru yang lebih aktif menjalankan
perannya, maka sebaliknya pada masa liburan peran serta orang tua sangatlah
berpengaruh. Kita ingatkan ibadah-ibadah wajib anak kita, sudah sholat apa
belum, gimana baca Qurannya dan lain-lain. Karena memang antara orang tua dan
pendidik terdapat hubungan saling mendukung dan mengokohkan sebagaimana sabda Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam :
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan yang
sebagiannya mengokohkan sebagian yang lain.” [HR. Bukhari, no. 418]
LIBURAN TAPI IBADAH TIDAK
LIBUR
Perlu kita ingat bahwa
beribadah kepada Alloh ta’ala tidak kenal waktu libur, ibarat sebuah jantung
bila ia libur semenit saja tentu akibatnya akan fatal. Demikian pula ibadah
kita kepada Alloh ta’ala, ibadah adalah tugas kita sebagai seorang hamba. Alloh
ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“ Dan tidaklah
aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar beribadah kepada-Ku.” [QS. Adz Dzariyat : 56]
Oleh karena itu, ibadah tidak
mengenal libur, kita terus beribadah kepada Alloh ta’ala sampai ajal menjemput.
Sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Beribadahlah kepada Rabb-mu sampai
datang kepadamu kematian.” [QS. Al Hijr : 99]
MANFAATKAN WAKTU LIBURAN
Banyak hal yang dapat
kita lakukan dalam mengisi liburan yang terkadang mungkin tidak bisa dilakukan
pada selain liburan, diantaranya :
a.
Lebih intensif dalam membantu orang tua
Jika kita sudah
terbiasa membantu orang tua dalam keseharian kita, maka pada momen liburan
sudah seharusnya kita lebih meningkatkan intensitasnya. Namun bila kita jarang
membantu mereka, maka ini adalah kesempatan emas untuk bisa berbakti kepada
orang tua kita, mengingat bahwa berbakti kepada orang termasuk salah satu
amalan wajib yang paling dicintai Alloh ta’ala. Mulailah dengan hal yang
ringan, menyapu, ngepel, cuci piring dan hal lainnya. Sebagai motifasi, kita
ingat hadits Ibnu Mas’ud tatkala bertanya kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam :
سَأَلْتُ
النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ «
الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ
الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ »
“Aku bertanya pada Rasulullah shallAllohu ‘alaihi wa sallam,
‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Alloh ‘azza wa jalla?’ Beliau shalallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya,
‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian
berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’
Lalu beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Alloh’.” [HR. Bukhari, no. 527]
b.
Menuntut ilmu
Manfaatkanlah
kelonggaran waktu yang kita miliki dengan tetap menuntut ilmu. Banyak variasi
cara bisa ditempuh dalam menuntut ilmu. Baik dengan media cetak berupa buku-buku
agama, audio visual berupa ceramah agama, atau datang langsung ke majlis
ta’lim. Beragam faedah terdapat dalam majlis ta’lim. Selain meningkatkan iman
yang merupakan bahan utama proteksi dari racun maksiat, ternyata menuntut ilmu
memiliki banyak keutamaan yang agung. Diantaranya ditunjukkan dalam Sabda Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“ Barang siapa menempuh suatu perjalanan untuk menuntut
ilmu, maka Alloh ta’ala akan mudahkan jalannya menuju surga” [HR. Shohih Tirmidzi,
no. 2646]
c.
Silaturahmi
Salah satu acara
yang pas untuk mengisi liburan adalah silaturahmi atau kunjungan kepada sanak
famili. Selain menambah eratnya ikatan batin, ternyata Alloh ta’ala juga akan melapangkan
rizki dan memperpanjang umur kita. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kita
bersabda :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“ Barang siapa
yang senang apabila rezekinya dilapangkan, dan dipanjangkan umurnya, maka
hendaknya ia menyambung silaturohim.” [HR. Bukhari, no. 5985]
d.
Mengunjungi teman
Berkunjung
kerumah teman juga tak kalah penting, selain menambah kecintaan dari teman
kita, Alloh ta’ala pun akan mencintai kita, bila kita melaksanakannya lillahi
ta’ala. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan :
أَنَّ
رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى
مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ
أَخًا لِى فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ. قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ
تَرُبُّهَا قَالَ لاَ غَيْرَ أَنِّى أَحْبَبْتُهُ فِى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ.
قَالَ فَإِنِّى رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا
أَحْبَبْتَهُ فِيهِ
“ Suatu ketika ada seorang laki-laki
yang mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Maka Alloh mengutus kepadanya
seorang malaikat menemuinya di tengah perjalanannya. Sang malaikat bertanya :
‘hendak kemana engkau ?’ Aku ingin mengunjungi saudaraku di kampung ini,
jawabnya. Apakah engkau mempunyai urusan dengannya ?, tanya sang malaikat. ‘
Tidak, aku melakukannya karena aku mencintainya sesama muslim, jawabnya.
Malaikat melanjutkan : ‘sesungguhnya aku adalah utusan Alloh kepadamu
mengabarkan, bahwa Alloh mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu’ [HR.
Muslim, no.2567]
e.
Berdakwah
Liburan adalah
salah satu momen yang tepat untuk berdakwah. Karena pada saat itu kebanyakan
manusia terlepas dari kesibukan sehari-hari, sehingga bisa lebih fokus dengan
dakwah kita. Terlebih dengan era modern sekarang ini banyak cara yang bisa kita
lakukan untuk berdakwah, terutama dengan jaringan yang bisa diakses oleh banyak
orang. Kita sisipkan nasehat, makalah ilmiyah atau hal manfaat lainnya yang
bisa mengarahkan manusia kepada kebaikan. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
“
Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala semisal pahala
orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.” [HR.
Muslim, no. 2674]
SALAH MENGISI LIBURAN
a.
Terlena dengan waktu luang
Jangan sampai
kita memubadirkan waktu liburan kita. Jangan terlalu banyak nganggur, banyak
tidur, jangan sampai terlena, jangan sampai kita tidak memanfaatkan waktu untuk
hal-hal yang positif, jangan sampai kita merugi. Alloh ta’ala berfirman :
وَالْعَصْرِ إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلا الَّذِينَ آمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
[QS. Al-’Ashr : 1-3]
b.
Maksiat ketika liburan
Banyak kasus
maksiat penuntut ilmu agama terjadi pada masa liburan. Faktor pendorongnya
adalah mereka merasa bebas tidak ada yang mengawasi, mereka bebas dari kukungan
peraturan dan lainnya. Padahal masih ada Dzat yang Maha mengawasi. Amankah kita
dari pengawasan-Nya, amankah kita dari adzb-Nya Alloh ta’ala berfirman:
أَأَمِنْتُمْ
مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ * أَمْ
أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا
فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ
“Apakah kamu merasa terhadap Alloh
yang di langit bahwa Dia menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan
tiba-tiba bumi itu bergoncang. atau apakah kamu merasa aman terhadap Alloh yang
di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan
mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.”
[QS. Al
Mulk : 16-17]
c.
Pemrakarsa maksiat
Lebih parah dari
dua hal di muka, apabila seseorang tatkala liburannya menjadi orang yang
mengajak orang lain untuk bermaksiat kepada Alloh ta’ala. Ia ajak teman
liburannya untuk bermaksiat. Orang seperti ini masuk ke dalam sabda Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam :
وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“ Barang siapa mengajak kepada kesesatan
maka baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi
dosa-dosa mereka sedikitpu.” [HR. Muslim, no. 2674]
PENUTUP
Marilah kita isi waktu
liburan dengan meningkatkan ibadah dan hal positif lainnya. Jangan sampai kita
menggunakan nikmat yang satu ini untuk hal-hal yang negatif atau maksiat kepada-Nya.
Karena semua nikmat dari Alloh ta’ala besok di hari kiamat akan dimintai
pertanggung jawabannya. Alloh ta’ala berfirman :
ثُمَّ
لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan. [QS.
At Takatsur : 8]
Posting Komentar