Akal adalah anugrah berharga yang Alloh berikan kepada
kita. Dengan akal yang sehat manusia mampu membedakan hal yang baik dan yang
buruk, dengan akal derajat manusia mengungguli makhluk lainnya, dengan akal
pula manusia bisa mengevaluasi suatu permasalahan. Karena pentingnya akal,
agama islam sangat menjaganya agar tetap eksis memberikan kontribusi positif
bagi umat manusia secara umum dan bagi agama islam secara khusus.
DEVINISI AKAL
Akal secara bahasa bermakna : “Menahan/mencegah” karena
akal-lah yang menghalangi pemiliknya dari melakukan perbuatan jelek
Adapun secara istilah akal adalah : suatu sifat yang
dengannya manusia bisa membedakan antara yang baik dan yang jelek [Tukhfatul
mukhtaj fi ayarkhi al minhaj 2/77].
Ia adalah : suatu karakter dalam jiwa manusia, yang
dengannya manusia terbedakan dari hewan, dengan akal manusia mengetahui,
memahami dan membedakan sesuatu, dengannya pula ia memilih hal-hal yang baik
bukan hal-hal yang jelek [ majalah al bukhuts al islamiyah 79/344 – syamilah -
]. Dalam dunia islam kata akal biasa juga disebut dengan hati. Sebagaimana
firman Alloh :
أَفَلَمْ
يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ
يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى
الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
"Maka
apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu
mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi
yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (Al-Hajj: 46).
Juga
firman-Nya
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا
يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا
يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ
الْغَافِلُونَ
“ Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al An’am : 179)
MAQOSID AS SYARI’AH DAN AKAL
Tujuan pokok agama islam atau yang dikenal di kalangan
para ulama dengan "مَقَاصِدُ الشَّرِيْعَةِ الْكُبْرَى" adalah melindungi lima aspek
kehidupan, yaitu melindungai : jiwa, akal, harta, keturunan dan kehormatan
serta agama. Dengan demikian sumua syareat agama kita berkisar untuk melindungi
eksitensi ke lima hal di muka dan akal termasuk darinya. Berkata DR. Muhammad
bin ahmad as Sholih :
وَمِنْ مَحَاسِنِ هَذِه الشَّرِيْعَةِ أَنِ اعْتَبَرَتِ
الْمُحَافَظَةَ عَلَى الضَّرُوْرِياَّتِ الْخَمْسِ: حِفْظُ الدِّيْنِ، حِفْظُ النَّفْسِ،
حِفْظُ النَّسَلِ وَالْعَرَضِ، حِفْظُ الْعَقْلِ، حِفْظُ الْمَالِ، فَهَذِهِ الأُمُورُ
قَدْ تَعَيَّنَ صِياَنَتُهَا وَيُحْرَمُ الْمِسَاسُ بِهاَ
“ Diantara keelokan syareat agama ini adalah ia menjaga
lima hal pokok : menjaga agama, jiwa, keturunan dan kehormatan, akal, serta
harta. Kelima hal ini sangat jelas harus dijaga dan harom mengganggunya.” [al
washoya al ‘asyr hal 18 – syamilah-]
KHOMER DIHAROMKAN UNTUK MELINDUNGI AKAL
Salah satu bentuk proteksi agama kita kepada akal adalah
dengan diharomkannya khomer karena efek negatif yang ditimbulkan oleh khomer
memang begitu besar. Oleh karena itu seorang muslim meninggalkan khomer karena
banyak sebab diantaranya adalah :
1.
Dilarang oleh
syareat kita
Nabi bersabda :
لَا تَشْرَبِ الْخَمْرَ، فَإِنَّهَا مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ
“Janganlah kalian minum khamr,
karena ia pembuka semua pintu kejelekan/kejahatan” [Diriwayatkan Shohih
ibnu Hibban, no.2733].
2.
Minum khomer
adalah perbuatan syaiton
Alloh berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ
وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, ( berkorban
untuk ) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (QS. Al Maidah : 90)”
Maka peminum khomer termasuk pengikut
syeithon, karena ia mengikuti perbuatannya setan, sedangkan Alloh berfirman :
اسْتَحْوَذَ
عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ
الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Syaitan telah menguasai mereka lalu
menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah
golongan syaitan.Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.”(QS. Al
Mujadilah:19)
Ia ta’ala juga berfirman :
إِنَّ
الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ
لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu
hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS.
Fatir : 6)
3.
Bahaya yang
ditimbulkan lebih besar
Banyak orang yang melegalkan khomer dengan
alasan, bahwa khomer juga memiliki
faedah, diantaranya untuk menghangatkan badan dst. Namun jika kita jeli dan mau
jujur sebenarnya manfaaat dan dosa yang muncul karena miras jauh lebih besar
dan berbahaya. Hal ini sebagaimana ditegaskan Alloh ta’ala dalam firman-Nya :
يَسْأَلُونَكَ
عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا
“Mereka
bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:"Pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya". (QS. Al Baqoroh : 219)”
4.
Khomer adalah
induk kejelekan
Banyak kita dengar, pembunuhan, tabrak
lari, perampokan dan kejahatan lainnya, yang ternyata sebelum melakukan aksinya,
pelaku kejahatan tersebut minum khomer terlebih dahulu, sehingga akal mereka
hilang, pada akhirnya mereka beraksi seolah tanpa beban – naudzu billah min
dzalik - . maka tidak heran kalau khomer digelari oleh ulama dengan : "أُمُّ
الْخَبَائِث" (induk segala kejelekan). Syekh DR. Safr
bin Abdirrohman al khawaly berkata :
أُمُّ
الْخَبَائِث هِيَ: الْخَمْرُ, وَهِيَ التِيْ وَرَاءَ كُلِّ جَرِيْمَةٍ، أَوْ هِيَ
الْتِيْ إِذاَ شُرِبَتْ فَلْتَتَوَقَّع كُلُّ جَرِيْمَةٍ بَعْدَ ذَلِك، وَلْيَكُنْ
بَعْدَ ذَلِكَ مَا يَكُوْنُ، وَمَا الْمُخَدِّرَاتُ إلاَّ فَرْعٌ وَتَابِعٌ لَهَا،
“Induk kejelekan adalah khomer, yang mana
ia adalah aktor dibelakang munculnya semua kejahatan, atau bila ia diminum
segala potensi kejahatan akan muncul setelah itu, maka terjadilah setelah
meminumnya apa yang akan terjadi (berupa kejahatan). Demikian pula segala jenis
obat-obatan terlarang merupakan cabang dari khomer “ [al Iman wa atsarohu fil
amni 1/11 – syamilah - ]
Utsman bin Affan berkata :
اجْتَنِبُوا
أُمَّ الْخَبَائِثِ، فَإِنَّهُ كَانَ رَجُلٌ مِمَّنْ قَبْلَكُمْ يَتَعَبَّدُ،
وَيَعْتَزِلُ النَّاسَ، فَعَلِقَتْهُ امْرَأَةٌ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ خَادِمًا،
فَقَالَتْ: إِنَّا نَدْعُوكَ لِشَهَادَةٍ، فَدَخَلَ فَطَفِقَتْ كُلَّمَا يَدْخُلُ
بَابًا، أَغْلَقَتْهُ دُونَهُ حَتَّى أَفْضَى إِلَى امْرَأَةٍ وَضِيئَةٍ
جَالِسَةٍ، وَعِنْدَهَا غُلامٌ وَبَاطِيَةٌ فِيهَا خَمْرٌ، فَقَالَتْ: إِنَّا لَمْ
نَدْعُكَ لِشَهَادَةٍ، وَلَكِنْ دَعَوْتُكَ لِتَقْتُلَ هَذَا الْغُلامَ، أَوْ
تَقَعَ عَلَيَّ، أَوْ تَشْرَبَ كَأْسًا مِنْ هَذَا الْخَمْرِ، فَإِنْ أَبَيْتَ،
صِحْتُ بِكَ وَفَضَحْتُكَ، قَالَ: فَلَمَّا رَأَى أَنَّهُ لا بُدَّ لَهُ مِنْ
ذَلِكَ، قَالَ: اسْقِينِي كَأْسًا مِنْ هَذَا الْخَمْرِ، فَسَقَتْهُ كَأْسًا مِنَ
الْخَمْرِ، فَقَالَ: زِيدِينِي، فَلَمْ يَزَلْ حَتَّى وَقَعَ عَلَيْهَا، وَقَتَلَ
النَّفْسَ، فَاجْتَنِبُوا الْخَمْرَ، فَإِنَّهُ وَاللَّهِ لا يَجْتَمِعُ
الإِيمَانُ وَإِدْمَانُ الْخَمْرِ فِي صَدْرِ رَجُلٍ أَبَدًا، لَيُوشِكَنَّ
أَحَدُهُمَا يُخْرِجُ صَاحِبَهُ
“ Jauhilah induk segala kejelekan (khomer).
Sesungguhnya dahulu pada umat sebelum kalian ada seorang ahli ibadah, ia
beribadah dan mengasingkan diri (dari hiruk-pikuknya manusia). Maka ada salah
seorang wanita (berhati) kotor menginginkannya, iapun mengutus budak
perempuannya kepada laki-laki tersebut. Budak tadi berkata : ‘Sesungguhnya kami
mengundangmu’. Ia pun mengiyakan undangan tersebut. Setiap kali melewati sebuah
pintu budak perempuan tadi menutupnya, akhirnya ia pun sampai kepada seorang
wanita cantik (majikan budak perempuan tersebut) sedang duduk. Disampingnya terdapat
seorang anak kecil dan segelas besar khomer. ‘Demi Alloh ! aku sebenarnya
menyuruhmu kemari bukan karena sebuah undangan, tetapi agar engkau bunuh anak
ini atau berzina denganku atau engkau engkau minum khomer ini ! jika engkau
menolak maka aku akan berteriak dan akan aku cemarkan nama baikmu, bujuk sang
wanita. Tatkala ia memandang ia terpaksa harus menuruti keinginannya, ia
berkata : ‘beri aku segelas dari khomer ini ! Maka sang wanita tersebut
memberinya segelas khomer, ia berkata : ‘tambahkan lagi untukku’ ! belum lagi
ia selesai meminumnya sehingga ia berzina dengan wanita tadi dan membunuh anak
kecil tadi. Maka jauhilah khomer karena tidaklah ia berkumpul dengan iman
melainkan hampir-hampir ia menguluarkan pemiliknya dari (iman tersebut).” [shohih
ibnu Hibban, no. 1966]
AKAL YANG SEHAT LEBIH MEMILIH AKHERAT
Orang yang memiliki akal sehat akan lebih memilih kehidupan
bahagia nan kekal abadi di akherat. Ia akan bersabar untuk tetap konsisten
dalam ketaatan dan meninggalkan semua larangan-larangan-Nya. Akal sehatnya akan
terus memotivasinya untuk melakukan amal soleh dan kebaikan di dunia. Ia
jadikan dunia yang fatamorgana ini sebagai penyuplai ketinggian derajat di akhirat
bukan sebagai tujuan utama, itulah akal yang sehat, akal yang lurus yang
dimiliki oleh orang yang bertaqwa. Alloh berfirman :
وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ
لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Dan tiadalah
kehidupan dunia ini selain dari main-main dan sendau gurau belaka. Dan sungguh kampung
akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidaklah kalian
berakal!” (QS. Al An’am:32)
BAHASA ARAB DAN AKAL
Semua orang tentu ingin bila akalnya semakin hari semakin
tajam. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan mempelajari bahasa
Arab. Lo...kok bisa ? mari kita simak firman Alloh ta’la :
الر
تِلْكَ ءَايَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ * إِنَّآ أَنزَلْنَاهُ قُرْءَانًا
عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (al-Qur'an) yang
nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur'an dengan
berbahasa Arab, agar kamu berakal.” (QS. Yusuf : 1-2)
Syeikh as Sa’di berkata :
{ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ } أَيْ: تَزْدَادُ عُقُوْلُكُمْ بِتَكَرُّرِ
الْمَعَانِي الشَّرِيْفَة الْعَالِيَة، عَلَى أَذْهَانِكُمْ،. فَتَنْتَقِلُوْنَ مِنْ
حاَلٍ إِلَى أَحْوَالٍ أَعْلَى مِنْهَا وَأَكْمَل
Maksud firman Alloh semoga kalian berakal adalah : bertambah
(cerdas) akal kalian, dengan berulang-ulangnya makna yang mulia tinggi
derajatnya di dalam pikiran kalian. Maka kalian berpindah dari satu keadaan
kepada keadaan yang lebih tinggi dan lebih sempurna” [tafsir as Sa’di]
oleh karena itu tidak heran bila Umar Rodiyallohu’anhu
pernah berkata :
تَعَلَّمُوْا
الْعَرَبِيَّة فَإِنَّهَا تُثْبِتُ الْعَقْلَ وَ تَزِيْدُ فِيْ الْمُرُوْءَة
“ Belajarlah bahasa arab ! Karena ia mengokohkan akal dan
menambah kehormatan” [Syu’abul Iman 2/257 – syamilah-]
PENYESALAN ORANG YANG TIDAK MENGGUNAKAN AKAL SEHATNYA
UNTUK MENERIMA KEBENARAN
Alloh berfirman :
وَقَالُوا
لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sekiranya kami mendengarkan atau
memikirkan (peringatan itu) niscaya kami tidak termasuk penghuni-penghuni
neraka yang menyala-nyala”. (QS. Al Mulk: 10)
Ibnu Abbas berkata :
لَوْ
كُنَّا نَسْمَعُ الْهُدَى أَوْ نَعْقِلُهُ فَنَعْمَلَ بِهِ
“ Seandainya
kami mendengar petunjuk tersebut atau kami (mau menggunakan akal ini) untuk
memahaminya sehingga kami mengamalkan petunjuk tadi (niscaya kami tidak termasuk
penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala) [tafsir al baghowi]
Semoga
kita tetap menjaga akal sehat kita sehingga dengannya kita bisa menerima
kebenaran.
Allohu
a’lam bisshowwab
Ibnu ram
030413
Posting Komentar